PAPANDAYAN MARET 2016



Kenapa saya baru nulis di bulan Juni 2016 ini ? karena habis baca blog orang yang bilang "sehabis jalan - jalan harus langsung bikin jurnal , jangan nunggu setahun , nanti keburu males"

Akhirnya saya putuskan malam ini cerita sedikit tentang perjalanan saya ke Gunung Papandayan .

Jumat malam setelah selesai packing saya langsung ke Halte Jembatan Baru dimana bus Kalideres - Kp.Rambutan berseliweran , dengan teman saya yang bernama Nia kita menuju terminal Kp.Rambutan untuk bertemu mas angkatan 15 (alumni Telkom Malang) . Sampai di sana kita sempat bingung muter - muter cari pintu masuk buat nunggu Bus nya soalnya diturunin di tempat yang sepi seperti tempat transit penumpang gitu , setelah tanya tukang nasi goreng akhirnya kami masuk peron bayar 1000,- per orang .

Sambil nunggu mas Adi datang kita makan dulu nasi goreng yang kita beli tadi , untuk ke Gunung Papandayan kita harus turun di terminal Garut  , Bus menuju Garut terkahir berangkat jam 12.30 oke singkat cerita kita sudah sampai di Terminal Guntur Garut , kita bersih - bersih , solat , dan sarapan di depan terminal , kemudian lanjut naik angkot menuju Pasar Cisurupan , dari Cisurupan kita harus ganti naik mobil pickup karena tanjakan yang sangat curam .

Sampai di pintu masuk Papandayan kita membayar tiket masuk dan registrasi pendakian

Dan perjalananpun dimulai ...

10 menit awal belum capek hingga akhirnya di menit 20 saya berhenti dan senderan di batu besar karena Carrier ini menyiksaku hahaha (maklum baru pertama kali naik gunung)

\

Sampai di Pos 1 ada warung kecil yang jual kopi ,teh  gorengan dan buah , kita beli semangka dan gorengan untuk menambah tenaga , 30 menit istirahat kita lanjut lagi hingga akhirnya sampai di tempat Camping Ground . Oiya selama perjalanan kita bertemu pendaki lain jadi mereka bangun tenda sebelahan dengan tenda kita , dan belum lama kenal kita sudah seperti keluarga sendiri akrabnya . Seru !


Kami pilih Camping Ground di dekat Pos 2 persimpangan sebelum Pondok Saladah karena disini ada warung warga dan toilet juga . Hujan turun deras saat kami bangun tenda jadi butuh waktu lama untuk mendirikan tenda dan flysheet , waktu beranjak siang dan kami membuat makan siang *di sponsori oleh Chef Mario*.


Sorenya karena daripada diem aja , akhirnya mas Adi mengajak kita ke Tegal Alun , yang tidak mau ikut dapat tidur saja di tenda . Menuju ke Tegal Alun kita melewati hutan mati yang meskipun miris karena hutannya mati tinggal batang pohon saja karena asap belerang yang beracun , tapi ini super duper keren !

Jalan ke Tegal Alun menanjak dengan ditutupi akar pohon jadi hati - hati saat melangkah atau akan kepleset seperti saya yang menyebabkan jas hujan saya robek di selangkangan (jangan dibayangkan)


Tegal Alun adalah daerah konservasi padang Edelweiss terbesar se-Asia Tenggara "JANGAN MENGAMBIL APAPUN KECUALI GAMBAR

Karena kkita ke-asyikan selfie dan lupa waktu maka hari sudah gelap kita baru mulai turun dari Tegal Alun , ini PR banget karena yang membawa headlamp hanya 4 dari 8 orang untung Mas Adi berpengalaman mendaki jadi meskipun tersesat sedikit akhirnya sampai juga di tenda kita .
Masak makan malam dan tidur karena besok pagi rencananya mau lihat sunrise di Tegal Panjang .

Apalah daya rencana tinggalah rencana karena kami semua bangun kesiangan dan hanya melihat sunrise dari luar tenda (itupun sudah jam 7 pagi hahaha) . Selesai masak dan sarapan kita berkemas untuk jalan - jalan ke Tegal Panjang , adalah sebuah lembah sepi dan tersembunyi yang dipenuhi oleh ilalang dan semak-semak. Letaknya yang diapit oleh perbukitan yang masih dipenuhi hutan alami membuat tempat ini tersembunyi dari sekitarnya. Lembah ini cukup luas, mencapai 46 ribu hektare lebih. singkatnya ini adalah wallpaper windows xp .


Karena tidak bawa carrier yang berat perjalanan ke Tegal Panjang hanya memakan waktu 15 menit , sampai sini kita foto - foto , mengisi ulang air mineral , dan main sebentar , setelah puas kita kembali ke tenda dan memasak makan siang , makan siang kali ini penuh dengan drama karena hujan lagi lagi turun deras dan membuat alat masak , alat makan , bahan makanan dan alas duduk kita basah dan kotor jadinya sebelum makan kita harus lap dan bersihkan lagi semuanya . Setelah makan kita tidur sebentar kemudian bongkar tenda dan siap - siap pulang .

Pulang pun drama disepanjang jalan karena kita turun pada malam hari dan hujan deras sekali jadi harus ekstra hati - hati agar tidak terpeleset , sempat nyasar sebentar karena jalannya gelap tidak kelihatan , belum lagi 4 orang tertinggal di belakang karena mereka membawa turun 2 plastik sampah besar yang mana digendong , gambaran bawaan sampahnya dibawah ini karena waktu itu sudah malam dan tidak sempat ambil gambar .

Sekitar satu jam setengah kita sampai bawah , huwaaaa lega rasanya langsung mampir warung warga pesan mie kuah dan teh panas , singkat cerita kita sudah sampai di terminal Guntur Garut dan menunggu Bus ke arah Jakarta sampai Jam 1 pagi , akhirnya ada namun Bus jurusan cililitan , okelah tidak mengapa dari cililitan sampai jam 5 pagi kita naik Busway sampai Rawa Buaya .

Berikut rincian biaya per orang :

BERANGKAT

1. Gojek dari rumah ke jembatan baru : 10rb
2. Bus mayasari dari jembatan baru ke KP.Rambutan : 15rb
3. Bus KP.Rambutan - Garut : 52 rb
4. Angkot Garut - Cisurupan : 20rb
5. Pickup Cisurupan - Papandayan : 20rb
6. Belanja logistik : 27.500 (patungan)
7. Bayar tiket gerbang luar : 12.500
8. Bayar tiket Camp + Saladah : 1.600 (patungan)

PULANG

1. Pickup Papandayan - Garut : 40rb
2. Bus Garut - Cililitan : 52 rb
3. Busway Cililitan - Rawa Buaya : 3500
4. Angkot rawa buaya - rumah : 5000


TOTAL PENGELUARAN PER ORANG : 259.100











CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment

Back
to top